Sebelum kita membahas penggunaan dan manfaatnya, terlebih dahulu kita harus mengulas definisi dari CMYK dan RGB. Dengan ulasan pada artikel kali ini, kami berharap para pembaca dapat memahami mengapa mode CMYK merupakan format warna wajib dalam industri percetakan.
Mengapa Mode CMYK ?
Format warna CMYK adalah sebuah akronim atau kode yang mengacu pada empat pelat tinta CTP/ CTCP dalam pencetakan dokumen fullcolor, yakni Cyan (C), Magenta (M), Yellow (Y), dan Black/ Key (K). Mode CMYK merupakan warna subtraktif yang bekerja dengan menutupi sebagian atau keseluruhan warna pada latar belakang terang berwarna putih.
Mengapa Mode CMYK itu Suatu Keharusan ?

Faktanya, warna hitam bisa saja muncul melalui kombinasi warna Cyan Magenta dan Yellow. Namun hal ini tentulah tidak akan sempurna. Cetakan akan terlihat seperti lumpur gelap yang kecokelatan, bukan hitam pekat. Oleh karena itu, harus ada penambahan tinta hitam, agar cetakan menjadi lebih sempurna.
Baca Juga : Laser Printing vs Offset Printing, Mana Yang Lebih Untung ?
Penggunaan format warna CMYK pada umumnya adalah untuk percetakan, mulai dari percetakan komersial, hingga printer inkjet berwarna kelas rumahan.
Jika Anda memperhatikan printer yang Anda punya, akan ada empat tempat tinta yang terpisah, sekalipun ada penambahan 1 atau 2 warna khusus. Keempat warna tersebut mewakili masing-masing warna dari CMYK. Cyan. Pada saat Anda mencetak, warna-warna tersebut terkombinasikan menjadi dokumen.
Seperti penyampaian kami sebelumnya , warna cyan, magenta, yellow, dan black mampu memberikan warna dasar yang lebih terang. Hal inilah yang menjadi dasar pemilihan format CMYK sebagai standar warna wajib dalam dunia percetakan.
RGB (Red, Green, Blue)

RGB terdiri dari tiga warna primer, yakni R (red), G (green), dan B (blue), dengan nilai 0-255. Dalam superposisi warnanya, semakin banyak penambahan warna, maka akan semakin cerah. Namun, jika nilai ketiga warna RGB adalah 255, maka akan tampak hitam.
Format warna RGB biasanya digunakan untuk menampilkan gambar pada layar elektronik, karena mampu menampilkan pencahayaan yang lebih baik pada layar elektronik.
Dengan warna RGB, gambar bisa dengan mudah kita kita sesuaikan dengan berbagai software, agar lebih mudah diedit. Hal ini karena hampir semua software komputer bisa menerima format gambar RGB, dalam format file *.JPG dan *.PNG.
Meskipun hanya terdiri dari 3 warna yang terlihat biasa, nyatanya ketiganya sangat istimewa. Campuran ketiga warna ini bisa menghasilkan sekitar 16 juta warna baru. Hal ini tentunya sangat istimewa.
Konversi Warna
Jika Anda menggunakan teknik cetak offset, tentu saja format warna CMYK adalah hal yang wajib, karena support dengan mekanisme plat cetak, maupun mesin pencetaknya.
Kita harus menggunakan CMYK, guna mendapatkan warna yang lebih konsisten dan akurat dalam proses pencetakan. Semenjak awal desain, seharusnya seorang desainer sudah menggunakan CMYK. Secara tidak langsung, itulah output desainnya ketika sudah tercetak.
Jika dari awal pengaturan sudah menggunakan mode RGB, nanti saat dilakukan konversi warna ke CMYK dapat terjadi perubahan warna. Hal tersebut tentunya akan merugikan, karena membuat desainer harus mengatur ulang warna agar hasil cetakannya sesuai keinginan.
Cara Mengubah File RGB ke CMYK
Jika Anda, sudah terlanjur membuat file desain dalam mode RGB, maka mode warna tersebut harus Anda konversi ke CMYK. Caranya adalah dengan software berikut :
- Adobe Photoshop
Jika memakai program Photoshop, maka untuk mengubah RGB ke CMYK bisa Anda temukan pada menu bar: Image > Mode > CMYK. - CorelDraw
Untuk pengguna program CorelDraw, pilihan CMYK bisa Anda temukan pada Fill Tool > Fill Color Dialog. Namun Pastikan obyeknya Anda pilih terlebih dulu. Adapun cara mengubah garis berwarna CMYK, bisa kita pilih pada Outline Tool > Outline Color.
Jika ada pertanyaan sehubungan dengan cetakan, silahkan hubungi kami melalui WhatsApp 081266891195.


